Minggu, 15 Mei 2011

Song For You (A Short Story by me) :)

Hari ini, aku akan tampil di pesta bakat yang diselenggarakan di sekolahku, aku akan bermain gitar dan menyanyikan sebuah lagu. Lagu buatanku. Ya, aku suka menulis lagu tentang kehidupanku. Terutama tentang kehidupan cintaku. Sebenarnya aku sendiri belum pernah berpacaran. Apa aku sejelek ini sampai-sampai tidak punya pacar?

Aku melihat sosoknya yang tampan, lucu, dan menyenangkan berdiri disana, tepatnya di tempat duduk paling depan, ya, dia adalah Toby, Toby Roberts. Ku lihat ia tersenyum padaku, akupun membalas senyumnya dengan malu-malu. Aku jatuh cinta pada Toby. Dari tahun pertama aku menginjakkan kaki di sekolah ini. Dia adalah temanku, kami bertemu di kelas kesenian. Dan saat pertama kali aku melihatnya, aku langsung jatuh cinta padanya. Love at the first sight.

“Claire!!!” teriak Renee dari belakangku. Ya, tadi aku sedang mengintip di balik tirai pertunjukkan. Aku pun langsung menoleh, dan Renee langsung memelukku.
“Oh Claire..” Ujar Renee masih memelukku, lalu ia melepaskan pelukannya dan berkata “Goodluck, babe!”
“Oh Renee, aku sayang padamu..” ucapku sambil memegang pundak Renee.
“Aku juga, Claire..” Balas Renee tersenyum. “Kau tahu Toby juga menonton pertunjukkan mu?”
“Ya aku tahu itu, Renee!” Jawabku sangat senang. “Aku akan menyanyikan lagu ciptaanku tentang Toby.”
“Ide bagus, Claire!” jawab Renee, lalu terdengar nama Claire disebut oleh pembawa acara, “Doakan aku yaa, Renee.”
“Pasti!” Balas Renee sambil mengedipkan salah satu matanya.

Aku langsung duduk di tempat duduk yang masih berada di dalam tirai, menunggu tirai itu terbuka, dan tirai pun terbuka perlahan-lahan dan mulai terlihat sekumpulan penonton yang menonton.

Aku tersenyum pada penonton, lalu aku berkata, “Um.. Aku menulis lagu ini buat seseorang yang telah masuk kehidupanku dan menjadi bagian yang terindah dalam hidupku. Lagu ini menceritakan kehidupanku, aku telah jatuh cinta kepada seseorang dan aku memendam perasaan itu selama bertahun-tahun, Di pertunjukkan bakat kali ini, aku akan persembahkan untuk kalian semua, Song For You” Aku mulai memetik senar gitar ku perlahan-lahan. Melodi indah pun terngiang di telingaku. Dan aku mulai bernyanyi tentangnya. Sambil bernyanyi, aku pun kembali ke masa-masa dimana aku memasuki kelas Art dan melihat mata yang indah itu..

You asked my name in that beautiful morning,
With your smile that light up this whole town,
I know I’m in love with you for the first time,
I’m blushing beside you, In the way of those tables..

“Namamu siapa?” Tanya cowok tampan, setampan Prince Charming di film Disney.
“Claire Shederwolf, kau?” Tanyaku yang duduk di sampingnya.
“Toby Roberts.” Jawabnya, “Senang berkenalan denganmu, Claire.”
“Aku juga, Toby.” Balasku, suasana hening sebentar.
“Kau tinggal dimana?” Tanya Toby, ia menatap mataku.
“16th Rosewood Street.” Jawabku, “kau?”
“72th Benjamin Street.” Jawabnya sambil memutar-mutar bolpennya, “Berarti cuma berbeda 21 blok ya”
Akupun mengangguk sambil tersenyum. Bel langsung berbunyi, tandanya istirahat, “Kau ke kantin, Claire?”
“Tentu. Kau juga?”
“Ya, ayo kita pergi bersama-sama.” Ujar Toby, akupun tersenyum padanya, dan ia tersenyum balik, aku tahu kalau aku jatuh cinta padanya mulai saat itu.

Aku meneruskan kalimat dari verses-verses ku dengan senyuman, dan kulihat Toby sedang mendengarkan laguku dengan seksama,

I do still remember that laughter,
And then you talked about the future,
You told me something unexpected,
And I couldn’t believe it anymore,
Because I love you…

Aku teringat kembali, saat Ia pulang bersamaku, kami tertawa ria dan mengobrol selama perjalanan pulang ke rumah. Tiba-tiba, ia berbicara tentang masa depan, ia berkata “bagaimana kalau kita menikah nanti ya?” Aku langsung terkejut mendengar omongan Toby barusan. 
“Apa kau bilang?” tanyaku, sambil memegang vanilla latte starbucks ditanganku. Kami memang habis dari Starbucks. “Kita tidak pernah punya hubungan.” Ujarku.
“Aku tahu, Claire.” Jawab Toby, “Bagaimana kalau aku sayang padamu?”
Jujur, aku sangat terkejut mendengar ia berkata seperti itu. “Kau bohong, Toby. “
“Mengapa kau menganggap aku berbohong?” Tanya balik Toby. Bagiku itu hal yang rumit.
“Karena kau tidak pernah serius.” Balasku, sambil menyedot vanilla latteku.
“Bagaimana kalau aku serius?” Tanya balik Toby. Aduh, mengapa jadi membicarakan ini sih?! Sebenarnya, aku senang ketika ia bilang kalau ia sayang padaku.
“Toby!!” Seruku, wajahku memerah, “Sudah ah! Kau ini ngomong apa sih?!” Aku langsung memukul bahu Toby dengan pelan. Toby merintih “Aw!” sambil terkikik pelan.

Bayangan itu pudar perlahan-lahan, aku melanjutkan kalimat yang berada di chorusku, Kulihat Toby tersenyum lebar, apa dia sudah tahu kalau lagu yang kunyanyikan ini tentangnya?

You don’t know something you don’t know,
I always think of you late at night,
I make a wish at the wishing star,
Hoping someday you know something deep inside about me,
And we’ll be together forever and ever,
This song for you I sing in front of you,
This song is for you, for you baby..

Kulihat Renee berada di barisan paling belakang, Ia berdiri sambil mengacungkan jempolnya padaku, Aku langsung tersenyum padanya. Dan Toby, ku lihat matanya sangat bersinar bagaikan cahaya bintang. Kalimat demi kalimat, chorus ke chorus ku nyanyikan. Dan ku petik senar gitar dengan pelan untuk mengakhiri laguku. Terdengar tepukan tangan yang terngiang-ngiang di aula yang besar itu. Kulihat Toby berdiri dan tersenyum. Sebelum tirai tertutup, aku mengucapakan terima kasih pada penonton.

“Claire, selamat ya! Lagumu sangat bagus! Aku suka!” Seru Renee. “Kau harus segera membuat album!!”
Akupun tertawa pelan, “Terimakasih, Renee!”
“Ohya, aku lihat Toby tadi di hall, Sepertinya ia sedang mencari-carimu.” Ucap Renee.
“Benarkah??” tanyaku, tidak percaya. “Baiklah, aku akan segera kesana, Renee.”
“Baiklah Claire.” Balas Renee. Aku langsung berlari keluar dari ruangan. Di hall, aku melihat Toby berdiri disana, memutar-mutar kepalanya. Sepertinya benar kata Renee, Ia sedang mencariku. Tapi—aku tidak tahu bagaimana menghampirinya. Tiba-tiba aku jadi bingung. Oh ya, aku pura-pura lewat di depannya saja ya. Baiklah.

Saat aku lewat didepannya, tiba-tiba ia memanggilku, “Claire!” Tentu aku langsung menengok. Ternyata memang benar, Toby mencariku.
“Ada apa. Toby?” Tanyaku penasaran.
“Pertunjukkanmu sangat bagus.” Ujar Toby, “Aku suka lagumu.”
Pipiku memerah seperti buah tomat, “Terimakasih.”
“Claire, sebelumnya aku memang sudah pernah mengucapkan kata-kata ini, tapi kau tidak menanggapinya. Aku mau kau tahu, kalau aku memang benar-benar serius mnegucapkan kata-kata ajaib itu. Aku—“
“Aku juga sayang Toby..” Ucapku langsung, memotong kalimatnya, karena aku tahu ia akan bilang apa padaku.
Toby menatapku tidak percaya, “Kau serius, Claire?”
“Aku bukan orang yang tidak serius seperti kau, Toby.” Ujarku tersenyum sambil menatap mata indah milik Toby. Toby tertawa pelan dan berkata “Aku tahu.”
“Jadi, kau ada perlu apa denganku?” Tanyaku lagi. Toby menatap mataku dalam.
“Maukah kau menjadi kekasihku, Miss Shederwolf?” Ucap Toby lembut dan tulus.

Aku mengangguk sambil menunduk malu, karena pipiku sangat merah sekali. Tiba-tiba, aku langsung merasakan betapa hangatnya tubuh Toby, aku tersenyum senang dipundaknya. Ya, ia memelukku erat. Lalu ia membisikkan sebuah kalimat dengan pelan di telingaku, “Aku sayang padamu, Claire..” akupun menjawab di telinganya “Aku juga sayang padamu, Toby.”

p.s. gue terinspirasi sama Taylor Swift waktu nulis cerita ini :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar